Sebuah analisis baru-baru ini mengungkap bahwa pemuda masa kini cenderung merupakan generasi yang berfokus pada diri sendiri ketimbang berfokus pada kebersamaan.
Diwartakan Live Science, Jumat (16/3/2012), menurut analisis tersebut, dalam rentang empat dekade ditemukan menurunnya rasa peduli dan keterlibatan sosial, serta ada peningkatan tujuan hidup untuk memperoleh banyak uang.
"Data yang dianalisis di sini menunjukkan bahwa pandangan populer seperti kepedulian tinggi, orientasi pada komunitas dan keterlibatan politik yang dimiliki para milenial (mereka yang lahir setelah 1982) lebih tinggi dari generasi sebelumnya, ternyata sebagaian besar keliru," tulis para peneliti yang dipimpin oleh profesor psikologi Jean Twenge dari San Diego State University.
Sementara tingkat kesukarelaan tampaknya telah meningkat di antara orang muda, para peneliti mengatakan ini mungkin karena sekolah melembagakan persyaratan relawan pelayanan.
Twenge, yang menulis "Generation Me" (Simon & Schuster, 2006), dan rekan-rekannya terkejut melihat bahwa keinginan untuk menyelamatkan lingkungan mengalami penurunan terutama di generasi baby boomer, Generasi X, dan milenial.
Sebagai contoh, sementara 5 persen dari boomer (lahir antara 1946 dan 1961) mengatakan mereka tidak melakukan usaha pribadi untuk membantu lingkungan, proporsi di generasi milenial meningkat jadi 15 persen.
"Dibandingkan dengan boomer, para milenial dan Generasi X lebih menganggap penting tujuan yang berkaitan dengan uang, ketenaran dan citra. Sedangkan tujuan yang berkaitan dengan penerimaan diri, afiliasi, dan komunitas cenderung dinilai kurang penting," tulis para peneliti.
Mereka menambahkan, pergeseran ini dapat membantu untuk menjelaskan alasan meningkatnya kecemasan, gejala depresi dan buruknya kesehatan mental yang didokumentasikan oleh penelitian lain. Pasalnya suatu penekanan pada nilai-nilai dari luar diri ketimbang di dalam diri telah dikaitkan dengan stres dan menurunnya kesejahteraan psikologis. (fmh)
Diwartakan Live Science, Jumat (16/3/2012), menurut analisis tersebut, dalam rentang empat dekade ditemukan menurunnya rasa peduli dan keterlibatan sosial, serta ada peningkatan tujuan hidup untuk memperoleh banyak uang.
"Data yang dianalisis di sini menunjukkan bahwa pandangan populer seperti kepedulian tinggi, orientasi pada komunitas dan keterlibatan politik yang dimiliki para milenial (mereka yang lahir setelah 1982) lebih tinggi dari generasi sebelumnya, ternyata sebagaian besar keliru," tulis para peneliti yang dipimpin oleh profesor psikologi Jean Twenge dari San Diego State University.
Sementara tingkat kesukarelaan tampaknya telah meningkat di antara orang muda, para peneliti mengatakan ini mungkin karena sekolah melembagakan persyaratan relawan pelayanan.
Twenge, yang menulis "Generation Me" (Simon & Schuster, 2006), dan rekan-rekannya terkejut melihat bahwa keinginan untuk menyelamatkan lingkungan mengalami penurunan terutama di generasi baby boomer, Generasi X, dan milenial.
Sebagai contoh, sementara 5 persen dari boomer (lahir antara 1946 dan 1961) mengatakan mereka tidak melakukan usaha pribadi untuk membantu lingkungan, proporsi di generasi milenial meningkat jadi 15 persen.
"Dibandingkan dengan boomer, para milenial dan Generasi X lebih menganggap penting tujuan yang berkaitan dengan uang, ketenaran dan citra. Sedangkan tujuan yang berkaitan dengan penerimaan diri, afiliasi, dan komunitas cenderung dinilai kurang penting," tulis para peneliti.
Mereka menambahkan, pergeseran ini dapat membantu untuk menjelaskan alasan meningkatnya kecemasan, gejala depresi dan buruknya kesehatan mental yang didokumentasikan oleh penelitian lain. Pasalnya suatu penekanan pada nilai-nilai dari luar diri ketimbang di dalam diri telah dikaitkan dengan stres dan menurunnya kesejahteraan psikologis. (fmh)

0 comments:
Post a Comment